Pada artikel sebelumnya telah dibahas pengertian dan pelaksanaan quantitative easing di Amerika Serikat; dalam pemaparan kali ini kita akan mempelajari proses dihentikannya kebijakan QE setelah perekonomian menunjukkan tren positif.
Indikator-indikator ekonomi yang menunjukkan hasil konstruktif, seperti inflasi yang stabil, peningkatan perdagangan di pasar saham, serta penjualan perumahan yang meningkat, mendorong dihentikannya kebijakan quantitative easing.
Setelah melalui beberapa kali pertemuan, the Fed memutuskan melakukan tapering atau mengurangi pembelian obligasi secara gradual.
Dalam pelaksanaannya, the Fed mengurangi pembelian obligasi pemerintah menjadi US$ 75 miliar per bulan, sejak Januari 2014 dan rencananya akan berakhir sampai dengan Oktober 2014.
Persoalannya adalah bagaimana dampak penghentian QE pada negara mitra dagang Amerika?
Jadi karena jumlah uang beredar di pasar menjadi lebih sedikit dari sebelumnya, maka nilai tukar mata uang tersebut berpotensi menguat. Dampaknya akan terlihat pada transaksi perdagangan yang menggunakan mata uang itu.
Dalam hal ini, ekspor dari negara mitra transaksi Amerika sebenarnya diuntungkan apabila biaya bahan baku dan proses produksi menggunakan mata uang lokal, dengan harga jual menggunakan US$.
Sebaliknya untuk impor, dampaknya adalah berkurangnya margin keuntungan dari negara mitra dagang. Hal ini terjadi karena nilai tukar mata uang negara tersebut melemah terhadap US$; artinya dibutuhkan lebih banyak uang untuk belanja barang impor atau bahan baku produksi dalam jumlah yang sama.
Karena belanja bahan baku produksi menjadi lebih mahal, dampaknya adalah kenaikan harga jual produk. Kenaikan harga jual berpotensi mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli; akibat lanjutannya akan menyebabkan penurunan permintaan konsumen.
Demkian pembahasan terkait dampak dihentikannya kebijakan quantitative easing. **
ARTIKEL TERKAIT :
Sejarah Berdirinya Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve)
Memahami Maksud dan Tujuan Kebijakan Moneter
Fungsi dan Peran Bank Sentral
Memahami Makna Quantitative Easing
Indikator-indikator ekonomi yang menunjukkan hasil konstruktif, seperti inflasi yang stabil, peningkatan perdagangan di pasar saham, serta penjualan perumahan yang meningkat, mendorong dihentikannya kebijakan quantitative easing.
Setelah melalui beberapa kali pertemuan, the Fed memutuskan melakukan tapering atau mengurangi pembelian obligasi secara gradual.
Dalam pelaksanaannya, the Fed mengurangi pembelian obligasi pemerintah menjadi US$ 75 miliar per bulan, sejak Januari 2014 dan rencananya akan berakhir sampai dengan Oktober 2014.
Persoalannya adalah bagaimana dampak penghentian QE pada negara mitra dagang Amerika?
Jadi karena jumlah uang beredar di pasar menjadi lebih sedikit dari sebelumnya, maka nilai tukar mata uang tersebut berpotensi menguat. Dampaknya akan terlihat pada transaksi perdagangan yang menggunakan mata uang itu.
Dalam hal ini, ekspor dari negara mitra transaksi Amerika sebenarnya diuntungkan apabila biaya bahan baku dan proses produksi menggunakan mata uang lokal, dengan harga jual menggunakan US$.
Sebaliknya untuk impor, dampaknya adalah berkurangnya margin keuntungan dari negara mitra dagang. Hal ini terjadi karena nilai tukar mata uang negara tersebut melemah terhadap US$; artinya dibutuhkan lebih banyak uang untuk belanja barang impor atau bahan baku produksi dalam jumlah yang sama.
Karena belanja bahan baku produksi menjadi lebih mahal, dampaknya adalah kenaikan harga jual produk. Kenaikan harga jual berpotensi mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli; akibat lanjutannya akan menyebabkan penurunan permintaan konsumen.
Demkian pembahasan terkait dampak dihentikannya kebijakan quantitative easing. **
ARTIKEL TERKAIT :
Sejarah Berdirinya Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve)
Memahami Maksud dan Tujuan Kebijakan Moneter
Fungsi dan Peran Bank Sentral
Memahami Makna Quantitative Easing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar