Melanjutkan artikel sebelumnya, Selamat Datang MEA, kali ini kita akan melihat sejauh mana kesiapan Indonesia menyambut datangnya era pasar bebas ASEAN. Apa saja kesempatan dan tantangan yang dihadapi Indonesia untuk bisa unjuk gigi bahkan menjadi pemenang, bukan sekadar penggembira dalam pentas besar ini.
Jika melihat kebelakang, pemerintah Indonesia sebenarnya telah membuat persiapan-persiapan dalam menyongsong MEA. Kita bisa mengutip dari referensi resmi, yakni pada Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Dalam Inpres itu disebutkan 14 poin pengembangan berbagai bidang, meliputi: industri nasional, pertanian, kelautan dan perikanan, energi, infrastruktur, sistem logistik nasional, perbankan, investasi, UMKM, tenaga kerja, kesehatan, perdagangan, kepariwisataan, dan kewirausahaan.
Strategi dari masing-masing bidang tersebut dijabarkan dalam beberapa poin pelaksanaan. Dari sekian bidang tersebut, Indonesia memiliki keunggulan-keunggulan yang secara komparatif lebih baik daripada negara-negara tetangga.
Dari posisi geografis, iklim, luas wilayah, jumlah penduduk, kekayaan alam, destinasi wisata, potensi pengembangan wilayah dan UMKM, rasanya Indonesia jauh lebih unggul daripada negara lain sekawasan. Selanjutnya kita bisa mengambil contoh dari keunggulan-keunggulan tersebut.
Pertama, UMKM di Indonesia sudah terbukti mampu beradaptasi dengan krisis ekonomi yang beberapa kali mengunjungi Indonesia. Karakteristik UMKM yang padat karya memungkinkan para wirausahawan Indonesia, bukan hanya mampu bertahan dari krisis, namun juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari jumlah maupun sumbangan kepada PDB (Badan Pusat Statistik. Tabel Perkembangan UMKM pada Periode 1997 -2012).
Keunggulan jumlah penduduk juga menyumbang angka tenaga kerja secara signifikan. Meskipun harus diakui bahwa untuk menciptakan tenaga kerja yang terlatih, baik pada penguasaan teknologi, mesin, dan kemampuan berbahasa Inggris, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.
Sektor pertanian serta kelautan dan perikanan mestinya menjadi sektor paling strategis bagi Indonesia, mengingat secara historis Indonesia adalah negara agraris. Selain itu Indonesia terletak pada iklim yang sangat potensial untuk hidupnya keanekaragaman hayati serta kekayaan laut dan hasil laut.
Sayangnya saat ini Indonesia mesti menghadapi maraknya illegal fishing. Lebih dari itu, Indonesia malah menjadi negara pengimpor beras (www. bisnis.tempo.co. Menteri Pertanian Akui Beras Impor Siap Masuk Indonesia, 01 Nopember 2015). Belum lagi persoalan harga pupuk yang mahal bagi petani, teknologi yang masih usang, serta makin sempitnya lahan pertanian yang menjadi kendala utama sektor pertanian di Indonesia.
Yang tentunya tidak kalah penting adalah upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk membangun awareness akan pentingnya partisipasi nyata dalam MEA. Disamping itu dibutuhkan juga pelatihan-pelatihan serta aktivitas penyuluhan yang terstruktur dan terjadwal. Hal ini penting karena menunjukkan komitmen negara yang serius terhadap kesejahteraan masyarakatnya.
Sebagai tambahan, pemerintah Indonesia saat ini telah memiliki media online yang menyediakan informasi mengenai MEA, potensi-potensi yang menjadi kekuatan Indonesia dalam pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan agenda-agenda lainnya yang bisa diakses di aeccenter.kemendag.go.id.
Pada akhirnya tentu menjadi harapan bersama, agar Indonesia mampu memenangkan kompetisi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peluang dan Tantangan ASEAN Dalam Perekonomian Global
Menyimak KTT ASEAN ke-27: Our People, Our Community, Our Vision
Seputar KTT APEC 2015
Selamat Datang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Jika melihat kebelakang, pemerintah Indonesia sebenarnya telah membuat persiapan-persiapan dalam menyongsong MEA. Kita bisa mengutip dari referensi resmi, yakni pada Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Dalam Inpres itu disebutkan 14 poin pengembangan berbagai bidang, meliputi: industri nasional, pertanian, kelautan dan perikanan, energi, infrastruktur, sistem logistik nasional, perbankan, investasi, UMKM, tenaga kerja, kesehatan, perdagangan, kepariwisataan, dan kewirausahaan.
Strategi dari masing-masing bidang tersebut dijabarkan dalam beberapa poin pelaksanaan. Dari sekian bidang tersebut, Indonesia memiliki keunggulan-keunggulan yang secara komparatif lebih baik daripada negara-negara tetangga.
Dari posisi geografis, iklim, luas wilayah, jumlah penduduk, kekayaan alam, destinasi wisata, potensi pengembangan wilayah dan UMKM, rasanya Indonesia jauh lebih unggul daripada negara lain sekawasan. Selanjutnya kita bisa mengambil contoh dari keunggulan-keunggulan tersebut.
Pertama, UMKM di Indonesia sudah terbukti mampu beradaptasi dengan krisis ekonomi yang beberapa kali mengunjungi Indonesia. Karakteristik UMKM yang padat karya memungkinkan para wirausahawan Indonesia, bukan hanya mampu bertahan dari krisis, namun juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari jumlah maupun sumbangan kepada PDB (Badan Pusat Statistik. Tabel Perkembangan UMKM pada Periode 1997 -2012).
Keunggulan jumlah penduduk juga menyumbang angka tenaga kerja secara signifikan. Meskipun harus diakui bahwa untuk menciptakan tenaga kerja yang terlatih, baik pada penguasaan teknologi, mesin, dan kemampuan berbahasa Inggris, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.
Sektor pertanian serta kelautan dan perikanan mestinya menjadi sektor paling strategis bagi Indonesia, mengingat secara historis Indonesia adalah negara agraris. Selain itu Indonesia terletak pada iklim yang sangat potensial untuk hidupnya keanekaragaman hayati serta kekayaan laut dan hasil laut.
Sayangnya saat ini Indonesia mesti menghadapi maraknya illegal fishing. Lebih dari itu, Indonesia malah menjadi negara pengimpor beras (www. bisnis.tempo.co. Menteri Pertanian Akui Beras Impor Siap Masuk Indonesia, 01 Nopember 2015). Belum lagi persoalan harga pupuk yang mahal bagi petani, teknologi yang masih usang, serta makin sempitnya lahan pertanian yang menjadi kendala utama sektor pertanian di Indonesia.
Yang tentunya tidak kalah penting adalah upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk membangun awareness akan pentingnya partisipasi nyata dalam MEA. Disamping itu dibutuhkan juga pelatihan-pelatihan serta aktivitas penyuluhan yang terstruktur dan terjadwal. Hal ini penting karena menunjukkan komitmen negara yang serius terhadap kesejahteraan masyarakatnya.
Sebagai tambahan, pemerintah Indonesia saat ini telah memiliki media online yang menyediakan informasi mengenai MEA, potensi-potensi yang menjadi kekuatan Indonesia dalam pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan agenda-agenda lainnya yang bisa diakses di aeccenter.kemendag.go.id.
Pada akhirnya tentu menjadi harapan bersama, agar Indonesia mampu memenangkan kompetisi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peluang dan Tantangan ASEAN Dalam Perekonomian Global
Menyimak KTT ASEAN ke-27: Our People, Our Community, Our Vision
Seputar KTT APEC 2015
Selamat Datang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar