Untuk menilai kinerja pembangunan tidak cukup hanya dengan mengukur besarnya income dan distribusi pendapatan (income distribution), mengingat ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas pembangunan, salah satunya pendidikan. Tulisan ini akan membahas peran pendidikan dalam pembangunan.
1. PENDIDIKAN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN.
Pendidikan merupakan instrumen penting dalam meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat, supaya mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan perubahan lingkungan.
PBB menegaskan bila pendidikan merupakan pondasi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, serta memastikan berjalannya roda ekonomi dan sosial (United Nations. Report on The World Social Situation, 1997).
Disamping itu, pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan SDM; sebab pendidikan memberdayakan individu, bukan hanya untuk menjadi tenaga kerja, melainkan juga menjadi agen perubahan serta akselerator pembangunan itu sendiri.
Pendidikan juga mempengaruhi tingkat efektivitas dan produktivitas; artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula kesempatan yang dimiliki untuk melakukan pengambilan keputusan berdasarkan pilihan rasional.
Selain itu pendidikan memberdayakan individu untuk melakukan tindakan yang lebih terukur, dalam pencapaian sasaran dan evaluasi atas setiap pengambilan keputusan.
Dalam pendidikan berlaku hukum permintaan-penawaran. Kebutuhan akan pendidikan muncul dengan alasan sebagai berikut:
Disisi lain, sektor industri (jasa, manufaktur, perdagangan) membutuhkan tenaga kerja terdidik untuk kebutuhan strategis dan operasional, dengan alasan seperti tersebut diatas (semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mampu ia mengambil keputusan secara rasional dan mencapai target-target yang ditetapkan).
Dengan kata lain, kebutuhan akan tenaga kerja terdidik berkaitan erat dengan efektivitas dan produktivitas usaha.
2. MENGUKUR KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menilai kualitas SDM dalam pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI), yang diperkenalkan oleh UNDP (the United Nations Development Programme).
Pada dasarnya, indeks ini bertujuan untuk menilai tingkat pembangunan manusia, bukan semata-mata berdasarkan pada perolehan income.
HDI mengukur pembangunan dengan mengintegrasikan beberapa indikator, antara lain:
Sedangkan dalam pengukuran secara keseluruhan, dihitung berdasarkan persentase penghitungan secara proporsional dari masing-masing indikator diatas.
Pada umumnya setiap negara memiliki parameter-parameter sendiri dalam mengukur kualitas SDM, khususnya di sektor pendidikan.
Parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya dengan menggunakan faktor tenaga pengajar, dengan alasan bahwa mereka berperan aktif dalam mentransfer pengetahuan.
Selain itu, bisa juga memasukkan faktor pendukung, seperti fasilitas perpustakaan, laboratorium penelitian, dan sebagainya.
Dalam pengembangan SDM, salah satu faktor fundamental terletak pada peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah (primary and secondary school).
Pendidikan tingkat dasar dan menengah berperan untuk melatih anak-anak agar bisa mengembangkan potensi diri untuk masa depannya.
Pendidikan dasar dan menengah juga merupakan pintu pertama dalam upaya peningkatan kualitas SDM dalam jangka panjang.
Sektor pendidikan juga mengalami perkembangan, antara lain ditandai dengan munculnya pendidikan berbasis keterampilan (skill-based education), atau dikenal dengan istilah Sekolah Kejuruan.
Sistem pendidikan berbasis keterampilan memiliki berbagai keunggulan, diantaranya:
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan kalau pendidikan memainkan peran yang sangat krusial dalam pembangunan, sehingga layak mendapatkan prioritas utama. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peran Keluarga Berencana (Family Planning) dalam Upaya Mengendalikan Populasi
Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development)
Kesehatan, Pendidikan, dan Kesetaraan Gender dalam Sustainable Development Goals
Mengenal Arti dan Tujuan SDGs (the Sustainable Development Goals): mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
1. PENDIDIKAN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN.
Pendidikan merupakan instrumen penting dalam meningkatkan kemampuan individu dan masyarakat, supaya mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan perubahan lingkungan.
PBB menegaskan bila pendidikan merupakan pondasi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, serta memastikan berjalannya roda ekonomi dan sosial (United Nations. Report on The World Social Situation, 1997).
Disamping itu, pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan SDM; sebab pendidikan memberdayakan individu, bukan hanya untuk menjadi tenaga kerja, melainkan juga menjadi agen perubahan serta akselerator pembangunan itu sendiri.
Pendidikan juga mempengaruhi tingkat efektivitas dan produktivitas; artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula kesempatan yang dimiliki untuk melakukan pengambilan keputusan berdasarkan pilihan rasional.
Selain itu pendidikan memberdayakan individu untuk melakukan tindakan yang lebih terukur, dalam pencapaian sasaran dan evaluasi atas setiap pengambilan keputusan.
Dalam pendidikan berlaku hukum permintaan-penawaran. Kebutuhan akan pendidikan muncul dengan alasan sebagai berikut:
- semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin terbuka kesempatan di pasar tenaga kerja.
- tingginya tingkat pendidikan memberi prospek yang lebih baik untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar (mengingat bahwa penghasilan merupakan salah satu tolok ukur kesejahteraan).
Disisi lain, sektor industri (jasa, manufaktur, perdagangan) membutuhkan tenaga kerja terdidik untuk kebutuhan strategis dan operasional, dengan alasan seperti tersebut diatas (semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mampu ia mengambil keputusan secara rasional dan mencapai target-target yang ditetapkan).
Dengan kata lain, kebutuhan akan tenaga kerja terdidik berkaitan erat dengan efektivitas dan produktivitas usaha.
2. MENGUKUR KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menilai kualitas SDM dalam pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI), yang diperkenalkan oleh UNDP (the United Nations Development Programme).
Pada dasarnya, indeks ini bertujuan untuk menilai tingkat pembangunan manusia, bukan semata-mata berdasarkan pada perolehan income.
HDI mengukur pembangunan dengan mengintegrasikan beberapa indikator, antara lain:
- income.
- usia harapan hidup (life expectancy).
- tingkat melek huruf (literacy).
- level pendidikan.
Sedangkan dalam pengukuran secara keseluruhan, dihitung berdasarkan persentase penghitungan secara proporsional dari masing-masing indikator diatas.
Pada umumnya setiap negara memiliki parameter-parameter sendiri dalam mengukur kualitas SDM, khususnya di sektor pendidikan.
Parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya dengan menggunakan faktor tenaga pengajar, dengan alasan bahwa mereka berperan aktif dalam mentransfer pengetahuan.
Selain itu, bisa juga memasukkan faktor pendukung, seperti fasilitas perpustakaan, laboratorium penelitian, dan sebagainya.
Dalam pengembangan SDM, salah satu faktor fundamental terletak pada peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah (primary and secondary school).
Pendidikan tingkat dasar dan menengah berperan untuk melatih anak-anak agar bisa mengembangkan potensi diri untuk masa depannya.
Pendidikan dasar dan menengah juga merupakan pintu pertama dalam upaya peningkatan kualitas SDM dalam jangka panjang.
Sektor pendidikan juga mengalami perkembangan, antara lain ditandai dengan munculnya pendidikan berbasis keterampilan (skill-based education), atau dikenal dengan istilah Sekolah Kejuruan.
Sistem pendidikan berbasis keterampilan memiliki berbagai keunggulan, diantaranya:
- keterampilan yang diajarkan di kelas, bisa langsung diaplikasikan di dunia kerja, karena sebagian besar ilmu yang diperoleh di sekolah kejuruan, berdasarkan praktik kerja.
- keterampilan yang diperoleh bisa diberdayakan untuk mengembangkan usaha mandiri (wirausaha); dengan kata lain, menciptakan lapangan kerja baru.
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan kalau pendidikan memainkan peran yang sangat krusial dalam pembangunan, sehingga layak mendapatkan prioritas utama. **
ARTIKEL TERKAIT :
Peran Keluarga Berencana (Family Planning) dalam Upaya Mengendalikan Populasi
Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development)
Kesehatan, Pendidikan, dan Kesetaraan Gender dalam Sustainable Development Goals
Mengenal Arti dan Tujuan SDGs (the Sustainable Development Goals): mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar