Sampai kini, GDP masih diyakini sebagai alat ukur terbaik yang mampu menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara.
Oleh karena itu, hampir semua negara menggunakan instrumen ini sebagai tolak-ukur keberhasilan pencapaian ekonomi.
Namun demikian, tidak sedikit sesungguhnya yang mengkritik penggunaan GDP untuk menilai kinerja ekonomi, karena tidak mempertimbangkan aspek-aspek lain yang tidak terukur dalam satuaan moneter. Pembahasan lebih lengkap bisa dibaca di artikel Mempertanyakan Efektivitas Gross Domestic Product (GDP).
1. KONSEP GDP.
Pada bagian ini kita akan memahami konsep GDP sekaligus cara menghitungnya, baik dari perspektif produksi maupun perspektif pendapatan (income).
1.1. GDP Dilihat dari Perspektif Produksi.
Dari perspektif produksi, terdapat dua pendekatan yang bisa digunakan untuk menjelaskan konsep GDP, yakni:
- GDP merupakan nilai output final (akhir) dari kegiatan ekonomi suatu negara pada satu periode tertentu. Kata kuncinya adalah ‘final’; artinya, yang diperhitungkan hanya output terakhir saja, tidak memasukkan produk intermediate (produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi selanjutnya).
- GDP merupakan total nilai tambah dalam aktivitas ekonomi suatu negara pada satu periode tertentu. Dalam hal ini, nilai tambah merupakan nilai produk akhir dikurangi nilai produk intermediate.
Kita akan melihatnya melalui contoh sederhana berikut:
- PT. A memproduksi kain busana sebanyak 10 lot. Produk tersebut dijual ke PT. B dengan total harga $ 1,000. Dari jumlah tersebut, PT. A membayar upah karyawan $ 800 dan sisanya menjadi laba perusahaan sebesar $ 200.
- PT. B memproduksi pakaian (menggunakan kain yang dibeli dari PT. A) sebanyak 500 potong. Seluruh pakaian tersebut terjual dengan pendapatan total sebesar $ 3,000. Disini PT. B mengeluarkan modal $ 1,000 untuk membeli kain serta biaya upah karyawan $ 1,200; PT. B memperoleh laba $ 800.
Penghitungan GDP dari contoh diatas adalah:
- jika dilihat dari perspektif nilai output final, maka output final adalah pakaian; sementara kain yang diproduksi PT. A merupakan produk antara (intermediate). Jadi nilai output final adalah $ 3,000.
- jika dihitung berdasarkan nilai tambah, maka yang dihitung adalah total nilai tambah PT. A dan PT. B.
- nilai tambah PT. A adalah $ 1,000 (PT. A tidak menggunakan produk intermediate).
- nilai tambah PT. B adalah $ 2,000 (nilai produk pakaian dikurangi nilai produk intermediate).
- dengan demikian, total nilai tambah dari keseluruhan aktivitas ekonomi tersebut adalah $ 3,000.
1.2. GDP Dilihat dari Perspektif Pendapatan.
Dalam perspektif pendapatan, nilai GDP merupakan total pendapatan dari seluruh pelaku ekonomi.
Masih menggunakan contoh diatas, penjelasannya adalah sebagai berikut:
- PT. A mendapatkan pendapatan berupa laba penjualan sebesar $ 200, sementara karyawan PT. A mendapatkan income berupa upah $ 800.
- PT. B memperoleh laba penjualan $ 800, sedangkan karyawan PT. B memperoleh pendapatan $ 1,200.
- dengan demikian total pendapatan dari seluruh pelaku ekonomi adalah $ 3,000.
2. GDP NOMINAL dan GDP RIIL.
Setelah memahami penghitungan GDP, kini kita akan mempelajari dua karakteristik yang digunakan dalam pengukuran GDP, yakni GDP nominal dan GDP riil.
GDP nominal mengukur nilai output pada periode waktu tertentu berdasarkan harga pasar atau harga yang berlaku pada periode tersebut (currrent price).
Misalnya untuk mengukur GDP 2001 digunakan patokan harga di 2001; sedangkan untuk GDP 2017, yang digunakan adalah harga yang berlaku pada 2017.
Sementara GDP riil mengukur nilai output dari satu periode tertentu berdasarkan pada harga dasar atau harga konstan.
Pengukuran GDP riil dilakukan karena adanya kesulitan untuk mengukur kinerja perekonomian apabila terjadi perubahan harga dari waktu ke waktu; selain itu, penilaian kinerja produksi lebih memperhitungkan kuantitas output.
Jadi semisal harga dasar yang ditetapkan adalah harga di 2001 (sebagai basis tahun penghitungan), maka untuk menghitung GDP riil 2017, digunakan harga yang berlaku pada 2001.
3. GDP, NDP, National Income, GNP, dan NNP.
Selain GDP, terdapat beberapa instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian, yakni NDP (Net Domestic Product), National Income, GNP (Gross National Product), dan NNP (Net National Product).
NDP adalah nilai GDP setelah dikurangi depresiasi modal. Dengan kata lain, NDP menunjukkan jumlah bersih dari total output suatu negara dalam satu periode waktu.
National Income didapatkan dari hasil pengurangan NDP dengan pajak tak langsung (indirext taxes) .
Sedangkan GNP merupakan total output final dari aktivitas ekonomi oleh pelaku yang merupakan warga negara atau secara legal berasal dari negara tertentu, baik yang tinggal di negara asal maupun yang berkedudukan di negara lain.
Gambaran sederhananya, GDP Korea Selatan adalah total output final dari kegiatan ekonomi di negara tersebut dalam satu periode tertentu, tanpa memandang kewarganegaraan pelaku ekonomi.
Sedangkan GNP Korea Selatan adalah total output final dari kegiatan ekonomi dalam satu periode tertentu, oleh pelaku yang berkewarganegaraan Korea Selatan, baik yang berada di dalam negeri maupun di negara lain.
Beberapa negara menggunakan istilah Gross National Income (GNI) untuk menyebut GNP.
Sementara NNP dihitung dengan mengurangkan GNP dengan biaya depresiasi modal.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat skema komposisi GNP, GDP, NDP, dan National Income pada Gambar 1. berikut.
keterangan:
- GDP terdiri dari konsumsi (C) + investasi (I) + pengeluaran pemerintah (G) + ekspor bersih (X - M).
- GNP = GDP - Faktor Payment Domestik dari WN Asing + Faktor Payment WN Lokal di Luar Negeri.
- NDP = GDP - Depresiasi Modal.
- National Income = NDP - Pajak Tak Langsung.
4. GDP DEFLATOR.
GDP deflator merupakan rasio antara GDP nominal dengan GDP riil. GDP deflator berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan tingkat kenaikan atau penurunan harga secara umum dalam suatu periode tertentu.
Adapun persamaan GDP deflator adalah sebagai berikut:
Untuk mempermudah penggambaran, kita bisa melihat contoh kasus pada Tabel 1. dibawah ini:
keterangan:
- pada GDP Nominal 2001, output berupa daging 1 lot dengan harga/lot $ 20 dan beras 1 lot dengan harga/lot $ 10. Total GDP Nominal 2001 adalah $ 30.
- pada GDP Nominal 2017, output berupa daging 2 lot dengan harga/lot $ 30, dan beras 2 lot dengan harga/lot $ 15. Total GDP Nominal 2017 adalah $ 90.
- harga yang berlaku pada 2001 digunakan sebagai dasar penghitungan GDP Riil 2017.
- penghitungan GDP Riil 2017 merupakan kalkulasi output pada tahun berjalan dengan harga tahun dasar, sehingga penghitungannya: daging 2 lot dengan harga/lot $ 20 dan beras 2 lot dengan harga/lot $ 10. Total GDP Riil 2017 adalah $ 60.
- GDP Deflator = (GDP Nominal 2017 / GDP Riil 2017) x 100 = ($90/$60) x 100 = 150.
- besarnya GDP deflator ini bisa menjadi pedoman untuk menentukan tingkat inflasi; dari contoh diatas, terjadi kenaikan harga output secara umum sebesar 50% dalam periode 2001-2017 (Ingat! Besarnya GDP deflator untuk tahun dasar pasti selalu 100).
Demikian pembahasan tentang konsep GDP sebagai alat ukur perekonomian, perbedaan GDP nominal dan GDP riil, serta GDP deflator. *
Referensi:
- Blanchard, Olivier, and David R. Johnson. (2013). Macroeconomics, 6th Edition. Pearson Education, Inc.
- Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, and Richard Startz. (2011). Macroeconomics, 11th Edition, McGraw-Hill.
- Mankiw, N. Gregory. (2010). Macroeconomics, 7th Edition, Worth Publishing.
Tiga Model Pendekatan dalam Kajian Ilmu Ekonomi Makro
Kurva Permintaan-Penawaran serta Ekuilibrium di Pasar Faktor Sumberdaya Fisik (Land) dan Modal (Capital)
Materi selanjutnya:
Komposisi GDP pada Sistem Perekonomian Sederhana, Perekonomian Tertutup, dan Perekonomian Terbuka
Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, dan Penentuan Tingkat Inflasi
Fine way of describing, and pleasant article to
BalasHapustake data on the topic of my presentation subject matter,
which i am going to present in academy.
sangat membantu saya dalam memahami materi
BalasHapusterima kasih
Sangat membantu untuk belajar OSN, terima kasih kak sukses selalu
BalasHapus