Pada materi sebelumnya kita telah membahas komponen GDP di berbagai model ekonomi, serta penghitungan GDP deflator. Materi kali ini masih berkaitan dengan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian, yakni Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index), serta penentuan tingkat inflasi.
1. PENGERTIAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK).
Pada prinsipnya, Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur biaya konsumsi sektor rumahtangga (household sector) atas sejumlah barang/jasa dalam suatu periode waktu tertentu.
Ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan terkait IHK, yakni:
2. PERBEDAAN GDP DEFLATOR DENGAN INDEKS HARGA KONSUMEN.
Terdapat perbedaan mendasar antara GDP deflator dan IHK dalam mengukur tingkat inflasi, diantaranya:
3. PENGHITUNGAN INDEKS HARGA KONSUMEN.
IHK merupakan perbandingan antara harga kelompok barang/jasa pada tahun berjalan, dengan harga kelompok barang/jasa yang sama di tahun dasar yang telah ditetapkan.
Adapun persamaannya sebagai berikut:
Contoh sederhana:
Tabel 1. menunjukkan kelompok barang/jasa beserta harga untuk tahun dasar (2015) dan tahun berjalan (2016).
keterangan:
Catatan tambahan: dalam pengukuran indeks harga konsumen (consumer price index) dikenal istilah core CPI; ini menunjukkan indeks harga barang/jasa tanpa memasukkan kelompok makanan (food) dan energi, dengan alasan perubahan harga yang cenderung fluktuatif pada dua kelompok barang/jasa tersebut.
4. PENENTUAN TINGKAT INFLASI.
Secara umum terdapat tiga perspektif yang digunakan untuk menghitung laju inflasi, yakni:
Sedangkan penghitungan tingkat inflasi adalah sebagai berikut:
keterangan:
Contoh sederhana:
Untuk ulasan tentang hakikat inflasi dan faktor penyebab inflasi bisa dibaca pada artikel Mengenal Konsep Inflasi dalam Perekonomian.
5. PENGERTIAN INDEKS HARGA PRODUSEN (IHP).
Selain Indeks Harga Konsumen, instrumen lain yang digunakan untuk mengukur laju inflasi adalah Indeks Harga Produsen (IHP).
Pada prinsipnya, IHP adalah indeks pengukuran rata-rata perubahan harga barang/jasa yang terjual, dari sudut-pandang produsen domestik.
Perlu dicatat bahwa harga barang/jasa tersebut tidak termasuk beban pajak, biaya transportasi, maupun biaya lain yang ditanggung pembeli.
Terdapat beberapa kelompok barang/jasa yang pada umumnya digunakan untuk menghitung IHP, yakni:
6. PENGHITUNGAN INDEKS HARGA PRODUSEN.
Adapun persamaan IHP adalah:
Contoh sederhana:
IHP termasuk instrumen penting dalam perekonomian, terutama dari sisi produsen; karena mencerminkan sejauh mana kemampuan/daya beli pelaku ekonomi, baik sektor rumahtangga maupun sektor usaha.
Demikian uraian terkait Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, serta penentuan tingkat inflasi. *
Referensi:
Komposisi GDP pada Sistem Perekonomian Sederhana, Perekonomian Tertutup, dan Perekonomian Terbuka
Memahami Konsep GDP, GDP Nominal-GDP Riil, dan GDP Deflator
Materi selanjutnya:
Teori Konsumsi Keynes, Marginal Propensity to Consume (MPC), Marginal Propensity to Save (MPS), dan Kurva Fungsi Konsumsi
Mengenal Pendekatan Investment (I) dan Saving (S) dalam Konsep Pasar Barang (Goods Market)
1. PENGERTIAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK).
Pada prinsipnya, Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur biaya konsumsi sektor rumahtangga (household sector) atas sejumlah barang/jasa dalam suatu periode waktu tertentu.
Ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan terkait IHK, yakni:
- kelompok barang/jasa yang dimasukkan dalam penghitungan selalu sama setiap periodenya (biasanya barang kebutuhan primer seperti beras, minyak goreng, telur, susu, dan sebagainya).
- sektor rumahtangga yang dimaksud merupakan sektor rumahtangga di wilayah perkotaan (urban household).
- setiap negara memiliki pertimbangan sendiri dalam memilih kelompok barang/jasa yang dimasukkan dalam indeks.
- IHK secara rutin diumumkan kepada publik (biasanya setiap bulan); hal ini untuk menggambarkan perkembangan tingkat inflasi bulanan.
2. PERBEDAAN GDP DEFLATOR DENGAN INDEKS HARGA KONSUMEN.
Terdapat perbedaan mendasar antara GDP deflator dan IHK dalam mengukur tingkat inflasi, diantaranya:
- GDP deflator mengukur rata-rata perubahan harga untuk barang/jasa secara umum, sedangkan IHK hanya mengukur perubahan harga untuk barang/jasa tertentu.
- Kelompok barang/jasa yang dimasukkan dalam penghitungan IHK selalu sama setiap periode, sementara produk barang/jasa yang dihitung dalam GDP deflator menyesuaikan output perekonomian di tahun berjalan.
- GDP deflator memasukkan semua konsumsi, baik dari sektor rumahtangga, sektor usaha, maupun pemerintah, sementara IHK hanya menggunakan konsumsi sektor rumahtangga dalam penghitungannya.
- IHK memasukkan harga barang/jasa tertentu, termasuk yang berasal dari impor; sedangkan GDP deflator hanya memasukkan output yang dihasilkan di dalam negeri.
3. PENGHITUNGAN INDEKS HARGA KONSUMEN.
IHK merupakan perbandingan antara harga kelompok barang/jasa pada tahun berjalan, dengan harga kelompok barang/jasa yang sama di tahun dasar yang telah ditetapkan.
Adapun persamaannya sebagai berikut:
Contoh sederhana:
- misalnya kelompok barang/jasa yang masuk dalam penghitungan IHK 2016 (sesuai dengan kebutuhan konsumen sektor rumahtangga perkotaan) adalah daging, beras, telur, dan susu; sedangkan tahun dasar yang digunakan adalah 2015.
Tabel 1. menunjukkan kelompok barang/jasa beserta harga untuk tahun dasar (2015) dan tahun berjalan (2016).
keterangan:
- penghitungan IHK adalah: (260 / 130) x 100 = 200.
- dari penghitungan diatas dapat diartikan terjadi kenaikan rata-rata harga sebesar dua kali lipat pada periode tersebut (Ingat! Besarnya IHK untuk tahun dasar selalu 100).
Catatan tambahan: dalam pengukuran indeks harga konsumen (consumer price index) dikenal istilah core CPI; ini menunjukkan indeks harga barang/jasa tanpa memasukkan kelompok makanan (food) dan energi, dengan alasan perubahan harga yang cenderung fluktuatif pada dua kelompok barang/jasa tersebut.
4. PENENTUAN TINGKAT INFLASI.
Secara umum terdapat tiga perspektif yang digunakan untuk menghitung laju inflasi, yakni:
- membandingkan rata-rata inflasi tahunan.
- membandingkan inflasi bulan ini dengan inflasi bulan yang sama di tahun sebelumnya.
- membandingkan inflasi bulan ini dengan bulan sebelumnya.
Sedangkan penghitungan tingkat inflasi adalah sebagai berikut:
keterangan:
- IHK(t) = Indeks Harga Konsumen Periode Berjalan.
- IHK(t-1) = Indeks Harga Konsumen Periode Sebelumnya (tergantung perspektif mana yang digunakan).
Contoh sederhana:
- misalnya pada bulan Maret 2017 besaran IHK adalah 140, sedangkan IHK bulan April 2017 sebesar 148; maka laju inflasi pada periode tersebut adalah: ((148 - 140) / 140) x 100% = 5.71%.
Untuk ulasan tentang hakikat inflasi dan faktor penyebab inflasi bisa dibaca pada artikel Mengenal Konsep Inflasi dalam Perekonomian.
5. PENGERTIAN INDEKS HARGA PRODUSEN (IHP).
Selain Indeks Harga Konsumen, instrumen lain yang digunakan untuk mengukur laju inflasi adalah Indeks Harga Produsen (IHP).
Pada prinsipnya, IHP adalah indeks pengukuran rata-rata perubahan harga barang/jasa yang terjual, dari sudut-pandang produsen domestik.
Perlu dicatat bahwa harga barang/jasa tersebut tidak termasuk beban pajak, biaya transportasi, maupun biaya lain yang ditanggung pembeli.
Terdapat beberapa kelompok barang/jasa yang pada umumnya digunakan untuk menghitung IHP, yakni:
- indeks komoditas (commodity index); indeks ini mengukur rata-rata perubahan harga untuk produk komoditas atau bahan mentah (raw materials), seperti minyak mentah, batu bara, dan lain-lain.
- indeks produk intermediate (stage of processing index); merupakan produk antara (produk belum jadi) yang dijual kepada perusahaan lain, yang nantinya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat produk akhir, misalnya mesin diesel dan sebagainya.
- indeks industri (industry index) atau dikenal dengan istilah core PPI; mengukur rata-rata perubahan harga untuk produk jadi yang dijual kepada konsumen (produk ritel).
6. PENGHITUNGAN INDEKS HARGA PRODUSEN.
Adapun persamaan IHP adalah:
Contoh sederhana:
- misalnya harga untuk masing-masing kategori (barang komoditi, barang intermediate, dan produk akhir) terlihat pada Tabel 2. berikut.
- penghitungan IHP adalah: ((200 + 300 + 400) / (100 + 150 + 250)) x 100 = (900 / 500) x 100 = 180.
- angka tersebut mengindikasikan terjadinya kenaikan harga rata-rata sebesar 80% pada periode tersebut.
IHP termasuk instrumen penting dalam perekonomian, terutama dari sisi produsen; karena mencerminkan sejauh mana kemampuan/daya beli pelaku ekonomi, baik sektor rumahtangga maupun sektor usaha.
Demikian uraian terkait Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, serta penentuan tingkat inflasi. *
Referensi:
- Blanchard, Olivier, and David R. Johnson. (2013). Macroeconomics, 6th Edition. Pearson Education, Inc.
- Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, and Richard Startz. (2011). Macroeconomics, 11th Edition, McGraw-Hill.
- Mankiw, N. Gregory. (2010). Macroeconomics, 7th Edition, Worth Publishing.
Komposisi GDP pada Sistem Perekonomian Sederhana, Perekonomian Tertutup, dan Perekonomian Terbuka
Memahami Konsep GDP, GDP Nominal-GDP Riil, dan GDP Deflator
Materi selanjutnya:
Teori Konsumsi Keynes, Marginal Propensity to Consume (MPC), Marginal Propensity to Save (MPS), dan Kurva Fungsi Konsumsi
Mengenal Pendekatan Investment (I) dan Saving (S) dalam Konsep Pasar Barang (Goods Market)
terimakasih bermanfaat
BalasHapus