coba

Pokok Pikiran Ekonomi Jean-Baptiste Say

Pada materi berikut, kita akan belajar tentang pemikiran ekonomi Jean Baptiste Say (1976-1832), seorang pengajar, penulis, serta tokoh penting pendorong pasar bebas di Perancis.

Say lahir di Lyon, Perancis, pada 5 Januari 1767. Ia tumbuh sebagai seorang terpelajar yang berperan penting selama pergolakan Revolusi Perancis (1789-1799), melalui ide-idenya.

Ia juga menjadi salah satu ekonom klasik yang banyak mengajarkan konsep ekonomi Adam Smith.

Berikut beberapa pandangan Say terkait kajian dan praktik ekonomi yang terjadi pada masa hidupnya.

Dalam salah satu karyanya, Say mengembangkan teori tiga faktor produksi yang berperan penting dalam menciptakan manfaat, yakni tenaga kerja, modal, dan tanah.

Adapun manfaat yang dimaksud adalah: tenaga kerja menerima upah karena pekerjaannya, pemilik modal menghasilkan profit dari produksi, sementara pemilik tanah mendapatkan keuntungan dari uang sewa.

Say juga membagi tiga tipe industri, yakni agrikultur, manufaktur, dan komersial.

Industri komersial ini berperan memindahkan barang dari sumbernya, yakni produsen, ke pengguna akhir (konsumen).

Tanpa industri komersial, maka hubungan antara produsen dan konsumen tidak akan pernah terjadi.

Ia juga menegaskan jika entrepreneur memainkan peran penting dalam hal inovasi.

Mereka menjembatani ilmuwan yang melahirkan penemuan-penemuan, dan tenaga kerja yang bekerja untuk mewujudkan hasil penemuan tersebut.

Selain itu, Say berpandangan bahwa kebebasan individu dan kebebasan dalam kepemilikan properti, berpengaruh besar pada peningkatan kesejahteraan secara umum.

Dengan kata lain, kondisi full employment bisa dicapai dalam kompetisi bebas.

Adapun tingkat upah bisa menjadi mekanisme penyesuaian, jika terjadi ketidakseimbangan pasar; sehingga tidak diperlukan intervensi pemerintah terkait tingkat upah.

Ia juga menekankan bahwa pasar bebas mampu menjadi sarana untuk menekan angka kemiskinan, menanggulangi ketimpangan pendapatan, serta memperbaiki produktivitas dan kompetisi.

Salah satu pandangannya terkait hukum pasar (law of markets) adalah: penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand).

Pendek kata, pasar permintaan bergantung pada pasar penawaran.

Titik tolaknya adalah: produk akan selalu dipertukarkan dengan produk juga. Produk itu sendiri muncul dari kepuasan yang diberikan kepada konsumen. Hal inilah yang merepresentasikan pasar.

Ia memberikan contoh sederhana:

Pedagang sepatu menjual sepatu untuk mendapatkan uang. Uang itu lalu digunakan untuk membeli makanan, untuk dikonsumsi.

Dalam hal ini, ia tidak mungkin membeli makanan, tanpa terlebih dahulu membuat sepatu untuk dijual.

Prinsip ini juga berlaku pada penjual makanan, ia tidak mungkin membeli produk tertentu, tanpa menjual makanan.

Jadi, supply sepatu menciptakan permintaan akan sepatu, supply makanan menciptakan permintaan akan makanan, demikian seterusnya.

Intinya, sebelum melakukan produksi, tidak mungkin bisa melakukan konsumsi, supply first, demand follows.

Di sisi lain, Say menegaskan bahwa unit moneter (uang) hanya berperan sebagai media pertukaran.

Pada prinsipnya, orang membayar produk dengan produk.

Dari contoh diatas: penjual sepatu menjual sepatu, uang yang diperoleh digunakan untuk membeli makanan.

Oleh karena itu, jika ada yang salah dari sisi konsumsi, maka yang harus diperhatikan pertama-tama adalah sisi penawaran.

(Catatan: pandangan tersebut dikritik keras oleh Keynes. Dalam perspektifnya, Keynes mengatakan jika motif memegang uang bukan hanya untuk konsumsi, tapi juga untuk berjaga-jaga dan spekulasi).

Selanjutnya, Say berpendapat jika over produksi tidak akan terjadi dalam jangka pendek.

Apabila terjadi over-supply, hal itu semata mata karena harga produk lebih tinggi daripada kemauan konsumen untuk membayar, atau karena konsumen menginginkan produk lain.

Untuk itu, solusinya adalah dengan mengurangi jumlah produksi, dan menjual dengan harga lebih rendah.

Solusi lain adalah dengan memindahkan faktor produksi: modal, dan tenaga kerja, ke produksi barang lain yang memberi demand tinggi di pasar.

Selanjutnya, dalam jangka panjang, pasar permintaan tidak mungkin lebih rendah daripada pasar penawaran; karena menciptakan penawaran berarti menciptakan permintaan (ingat lagi: supply creates its own demand).

Say juga menegaskan agar pemerintah mengurangi regulasi, terutama terkait peredaran uang di pasar.

Menurutnya, regulasi moneter hanya mengakibatkan instabilitas dan distorsi pada produksi dan harga, yang pada giirannya menimbulkan inflasi.

Pada akhirnya, regulasi tersebut mesti dikoreksi lagi dengan kebijakan baru yang lebih sulit.

Dengan kata lain, kebijakan moneter yang tidak tepat, justru bisa merusak keseimbangan pasar penawaran dan pasar permintaan.

Demikian beberapa pokok pemikiran Jean Baptiste Say dalam kajian ekonomi. Meski menimbulkan pro dan kontra, namun pemikirannya tetap memberi manfaat bagi perkembangan ilmu ekonomi. *


Referensi:

Ebeling, Richard M. Economic Ideas: Jean-Baptiste Say and the “Law of Markets”, The Future of Freedom Foundation, June 19, 2017.

Federal Reserve Bank of Dallas. Jean-Baptiste Say: Foundations of France’s Free Trade Tradition, Economic Insights, Vol 11, Number 1, ___.

Say, Jean-Baptiste. A treatise on political economy, translated from the 4th edition of French, by C.R. Prinsep, M.A., 1880.


ARTIKEL TERKAIT :

Sejarah Pemikiran Ekonomi: Adam Smith 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar