Untuk ulasan kali ini, kita akan belajar konsep ekonomi yang dikembangkan David Ricardo (1772-1823).
David
Ricardo lahir di London, Inggris, pada 18 April 1772.
Ia merupakan salah satu tokoh ekonomi penting pada era’nya, yang banyak terinspirasi dari karya klasik Adam Smith, The Wealth of Nations.
Ricardo hidup
pada masa revolusi industri di Inggris (1760-1830), dimana sektor pertanian,
manufaktur, transportasi, dan perdagangan, ditandai dengan pemanfaatan
teknologi secara masif, serta maraknya sistem kapitalisme di negara tersebut.
Ricardo juga aktif menulis dan menghasilkan banyak karya dari pemikiran-pemikirannya.
Kita
akan mengulas beberapa pemikiran penting Ricardo, khususnya dalam ilmu ekonomi.
Salah satu
karyanya terkait konsep nilai tenaga kerja (labor theory of value), yang
utamanya diaplikasikan pada industri manufaktur.
Pertama, ia
membagi tiga strata kelas dalam masyarakat, yakni pemilik lahan (landlord),
tenaga kerja (labor), dan pemilik modal (capital owner).
Dalam teori
tenaga kerja, ia menyatakan jika kualitas komoditi terletak pada nilai guna (use
value), yang melekat pada komoditi tersebut.
Akan tetapi,
nilai guna tersebut tidak bisa menjadi nilai tukar (exchange value);
karena nilai tukar komoditi terletak pada kuantitas tenaga kerja yang
memproduksinya.
Ditegaskan pula, nilai suatu komoditi tergantung dari jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam produksi, bukan dari upah tenaga kerja.
Dalam konsep
tersebut, Ricardo juga mengidentifikasi dua nilai, yakni nilai absolut (absolute
value), dan nilai relatif (relative value).
Menurutnya, tenaga
kerja yang bekerja dalam proses produksi merupakan nilai absolut.
Sementara
nilai komoditi yang diperoleh dari perbandingan dengan komoditi lain, disebut
nilai relatif.
Selain itu, Ricardo membedakan modal menjadi dua elemen, yakni circulating capital, atau modal yang digunakan untuk membeli (membayar) tenaga kerja; serta fixed capital, yakni modal yang digunakan untuk membeli mesin, peralatan, gedung, dan investasi lainnya.
Disamping
konsep tenaga kerja, Ricardo juga menciptakan teori lain yang tak kalah
penting, yaitu teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantages),
yang masih dipandang relevan untuk situasi saat ini.
Dalam teori
tersebut Ricardo menyebutkan, jika terdapat divisi dan spesialisasi tenaga
kerja berdasar produksi tertentu, maka situasi ini bisa disebut dengan keunggulan
komparatif.
Berikutnya,
jika biaya produksi komoditi tertentu lebih rendah di suatu negara, maka negara
itu memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi komoditi tersebut.
Oleh karena
itu, dalam sistem perdagangan bebas, negara semestinya menitikberatkan modal
dan tenaga kerja untuk memproduksi komoditi yang memberikan keuntungan
terbesar.
Pada
akhirnya, efisiensi secara menyeluruh akan tercapai, ketika suatu negara melakukan
spesialisasi pada komoditi yang bisa diproduksi secara efisien, tanpa menghiraukan
apakah ada negara lain yang mampu memproduksi komoditi yang sama secara lebih efisien
(perlu diingat, kondisi tersebut digambarkan pada pasar perdagangan bebas dan sistem
kapitalisme).
Lebih lanjut,
jika batasan-batasan perdagangan disingkirkan, maka sumberdaya yang digunakan
dalam produksi akan bergeser dari biaya tinggi ke biaya rendah; dan hasilnya
adalah peningkatan produktivitas.
Lalu, apabila
tenaga kerja dan modal ditambahkan terus-menerus pada sebidang lahan yang sama,
maka tambahan outputnya justru akan mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan
konsep the law of diminishing return.
Berikutnya, apabila
dengan pemanfaatan mesin bisa menghasilkan produksi dua kali lipat, tapi
dibarengi dengan peningkatan yang sama dari upah, sewa, dan profit, maka
sebenarnya proporsi produksi tersebut sama saja dengan produksi sebelum menggunakan
mesin.
Dalam hal
sewa, peningkatan sewa sering diartikan sebagai dampak peningkatan kesejahteraan
negara; atau sebaliknya, sebagai akibat adanya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Namun menurut
Ricardo, meningkatnya kesejahteraan justru sering terjadi pada saat biaya sewa
tidak berubah, atau bahkan mengalami penurunan.
Adapun
kesejahteraan bisa dicapai di negara yang memiliki tanah yang subur dan
produktif, dimana pengembangan sektor agrikultur dan produksi bisa dilipat-gandakan,
tanpa menambah jumlah proporsi tenaga kerja.
Demikian pemikiran
ekonomi David Ricardo, yang beberapa diantaranya masih relevan untuk kondisi
saat ini. *
Referensi:
Kharitonashvili,
Jemal. David Ricardo – The Father of Classical Economics, European
Cooperation Vol. 4 (23), 2017.
The works
and correspondence of David Ricardo, vol 1, edited by Piero Sraffa & M.H. Dobb, On the
Principles of Political Economy and Taxation, Liberty Fund, 2004.
Pokok Pemikiran Ekonomi Jean-Baptiste Say
Tidak ada komentar:
Posting Komentar